Sekarang saya akan mulai menceritakan tentang kegiatan ketiga kami. Pada kegiatan ini kami mendownload sebuah film bertemakan "Nasionalisme" untuk ditonton oleh anak-anak. Tema ini dipilih karena kami menyeseuaikan dengan tema mingguan RPTRA serta permintaan pengurus RPTRA. Berikut ini filmnya.
Awalnya kami berniat melaksanakan kegiatan pada hari Senin tanggal 3 April 2017. Namun, karena hari itu hujan deras, kami tidak bisa melaksanakan kegiatan kami, sehingga kegiatan ini terpaksa kami undur pelaksanaannya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan kegiatan ini pada hari Sabtu tanggal 8 April 2017.
Begitu kami sampai, kami langsung menghubungi perpustakaan RPTRA dan meminjam layar serta proyektor untuk menonton. Saat anak-anak menyadari bahwa kami sedang memasang layar, mereka semua langsung senang dan memanggil teman-temannya untuk menonton film di perpustakaan.
Film ini bercerita tentang karakter utama yang ingin menjadi pahlawan seperti pahlawan-pahlawan pada jaman kemerdekaan. Namun, karena pengertiannya akan pahlawan yang salah, ia justru menyakiti temannya. Dari film ini, kami ingin anak-anak untuk mengerti bahwa menjadi seorang pahlawan bagi bangsa dan negara bukan hanya dengan melawan penjajah atau ancaman fisik saja. Terutama, di jaman yang kompetitif ini, kami ingin menekankan bahwa semua orang bisa menjadi pahlawan dengan cara berprestasi dan mengharumkan nama bangsa, Sehingga, kami berpesan bahwa untuk menjadi pahlawan, anak-anak bisa mewujudkannya dengan cara belajar dengan giat dan rajin membaca untuk memperluas wawasan mereka dan sebagai bekal mereka di masa depan.
Setelah pemutaran film selesai, kami menyampaikan pesan di atas. Setelah itu, kami juga menanyakan apakah anak-anak ingin melakukan hal yang lain. Lalu, atas permintaan, kami membacakan sebuah buku cerita untuk anak-anak. Buku cerita itu memang sederhana, mengenai pakaian, namun dari situ kami bisa tahu bahwa minat baca anak-anak sudah mulai tumbuh.
Halo lagi! Kali ini saya akan menceritakan tentang kegiatan kedua kami.
Kegiatan kedua kami ini dilaksanakan pada Senin 27 Maret 2017 pada pukul 15.00 WIB. Saat kami datang, RPTRA penuh dengan anak-anak yang sudah pulang sekolah dan ingin bermain. Namun, kenapa banyak anak perempuan yang membawa selendang ya?
Ooh ternyata hari itu akan ada sanggar tari yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pada pukul 4 sore. Katanya sih tari yang akan diajarkan adalah tari tradisional Betawi. Wah, menarik ya! Jadi, karena ada sanggar tari tersebut, ibu penanggung jawab RPTRA ini meminta kami untuk menemani anak-anak sambil menunggu sanggar tari dimulai dan ikut berpartisipasi dalam sanggar tari yang akan diadakan.
Selama menunggu kami melakukan kegiatan kami yaitu games ice breaker. Game yang kami pilih untuk kegiatan ini bernama 'Sepatu Kaca'. Permainan ini terbagi antara 2 kelompok dan keduanya berbaris. Cara bermainnya adalah setiap orang harus menghapal sepatu yang dipakai oleh orang yang berdiri di belakangnya, nanti sepatu mereka semua akan dikumpulkan dan diacak. Orang pertama harus berlari mencari sepatu orang yang berdiri di belakangnya, berkenalan, dan memakaikan sepatu tersebut, hal ini dilakukan secara estafet. Kelompok yang pertama selesai adalah pemenangnya. Dari game ini, kami ingin menanamkan nilai kerja sama kepada anak-anak yang berpartisipasi.
Wah, anak-anak ternyata sangat antusias! Ada 33 anak yang mau ikut
bermain, banyak sekali! Kami sebelumnya sudah menyiapkan hadiah untuk
partisipasi, namun kami tidak menyangka kalau akan ada sebanyak ini yang
ikut. Kami sampai harus pergi ke toko dekat RPTRA untuk membeli lagi
hadiah untuk dibagikan. Nah, kami membagi anak-anak menjadi 2 kelompok
dan membantu mereka berbaris. Kami juga berkenalan sejenak dengan
mereka. Lalu game pun dimulai. Anak-anak terlihat sangat senang
memainkan permainan ini. Berikut adalah foto-fotonya.
Saat permainan Sepatu Kaca selesai, tadinya kami hendak mengajak anak-anak mengikuti permainan lain, namun ternyata instruktur tari dari Dinas Kebudayaan datang lebih awal sehingga kami tidak bisa melanjutkan permainan selanjutnya. Lain kali kita main permainan lain ya, adik-adik. Untuk sekarang, kami semua akan berpartisipasi dalam sanggar tari ini. Ternyata sanggar tari ini diadakan di semua RPTRA yang ada di Jakarta, katanya nanti penari-penari terbaik dari setiap RPTRA akan dipilih untuk dipentaskan secara kolosal. Wah, menarik ya!
Selain itu, kami sangat senang mendapatkan kesempatan mengikuti sanggar tari ini. Dewasa ini sudah sulit untuk menemukan upaya pelestarian budaya khas Indonesia. Kebudayaan dari luar negeri banyak yang sudah masuk dan malah lebih populer dibandingkan kebudayaan asli Indonesia. Hal ini cukup mengganggu kami dan kami ingin sekali membantu melestarikan budaya tradisional Indonesia, tapi hingga saat ini cukup sulit untuk menemukan kesempatan yang tepat. Jadi, sanggar tari ini adalah sempurna bagi kami untuk merasakan sendiri serta membantu melestarikan kebudayaan Indonesia.
Sebelum sanggar tari dimulai, kami meminta ijin kepada kedua instruktur tari yang telah datang untuk membagikan hadiah partisipasi untuk anak-anak. Setelah diberikan ijin, kami lalu mulai membagikan hadiah kepada anak-anak. Hadiah yang kami berikan memang tidak besar ataupun mahal, namun sepertinya anak-anak cukup senang. Lagipula, toh bukan hadiah yang ditunggu oleh mereka, mereka pun berpartisipasi dalam permainan untuk bersenang-senang. Dan selain hadiah yang kami berikan, mereka pun mendapatkan pelajaran moral untuk bekerja sama serta berkenalan dengan teman baru.
Kedua instruktur tari menyuruh kami semua untuk berbaris dan memulai kelas tari pada hari itu. Sebelum kami mulai belajar koreografi, pertama-tama kami disuruh untuk mengikuti pemanasan untuk menghindari cedera otot. Pemanasannya berupa senam aerobik yang seru dan dinamis. Lagu yang dipakai untuk mengiringi pun lucu dan enerjik. Nah, berikut ini adalah videonya.
Setelah pemanasan selesai barulah kami memulai belajar koreografi Tari Sirih Kuning, tari tradisional Betawi. Kami masih kesulitan untuk mengikuti gerakannya karena kami baru pertama kali mencobanya. Terlebih lagi, kami berada di barisan belakang sehingga agak sulit untuk melihat instruksi dari para instruktur tari. Namun, kegiatan ini tetap sangat menyenangkan bagi kami.
Begitulah kegiatan kami pada hari itu. Sekian post ini, tunggu kami di post selanjutnya ya. Sampai jumpa!