Selasa, 09 Mei 2017

Kegiatan 4, Perpisahan

Hai lagi!

Mohon maaf atas lamanya penulisan post ini. Hal ini dikarenakan kami baru saja melewati Ujian Tengah Semester kami dan kami sangat sibuk pada masa UTS kami. Post terakhir ini akan menceritakan kegiatan terakhir kami.

Kegiatan kami yang terakhir kami adakan pada hari Kamis tanggal 13 April 2017. Sama seperti kegiatan sebelumnya, kami memutuskan untuk mengadakan acara nonton bareng dengan anak-anaka RPTRA, hanya saja, tema yang kami pilih kali ini berbeda. Tema kami pada kali ini adalah "Dongeng Indonesia". Tema ini kami pilih karena kami ingin menarik minat anak-anak akan dongeng sehingga mereka mau mencari dongeng-dongeng lainnya nanti yang mungkin dalam bentuk buku bacaan. Dari situ, selain menjadi gemar membaca, anak-anak pun lebih dapat mengenal cerita-cerita rakyat Indonesia dan dapat mengambil nilai-nilai moral yang sesuai dengan identitas bangsa.

Pada kesempatan ini kami memilih dua film yang berjudul "Si Kancil Si Cerdik" dan "Siput dan Kancil". Keduanya merupakan fabel. Kami memilih fabel karena kami menganggap bahwa tokoh-tokoh hewan anthropomorphic lebih menarik bagi anak-anak sehingga mereka dapat lebih fokus dalam menonton. Selain itu, kedua film memuat nilai-nilai dan pelajaran yang kami rasa berguna bagi anak-anak. Nilai-nilai yang terkandung seperti kejujuran dan menghormati sesama akan membantu pengembangan karakter anak-anak. Ada pun pelajaran-pelajran hidup yang baik untuk disimak seperti menjadi optimis dan cerdik dalam segala situasi dan bermusywarah untuk menyelesaikan masalah bersama.

Sama seperti pertemuan sebelumnya, sesampainya kami di RPTRA, kami langsung memasang layar dan proyektor di ruang perpustakaan RPTRA. Melihat itu, anak-anak sangat antusias untuk ikut acara nonton bareng kami. Banyak dari mereka yang langsung menghentikan permainan mereka dan langsung mengajak teman-temannya untuk ikut ke perpustakaan. Saat menonton pun terdengar gelak tawa dan komen-komen antusias mereka memenuhi ruang perpustakaan.


Setelah kedua film selesai, kami mengadakan kuis kecil yang berhadiah makanan ringan. Ini kami lakukan untuk melihat apakah anak-anak fokus dalam menonton dan dapat menangkap nilai-nilai yang dimuat. Kami memberikan beberapa pertanyaan dan menyuruh anak untuk berdiri di depan dan menceritakan kembali film berdasarkan pertanyaan yang kami ajukan. Leilani yang memimpin jalannya kuis kecil ini.




Selanjutnya, sebagai ungkapan rasa terima kasih kami sekaligus sebagai salam perpisahan, kami menyerahkan beberapa buku bacaan kepada pihak RPTRA. Buku bacaan yang kami berikan berupa beberapa buku dongeng, buku pengetahuan, dan buku cerpen anak. Harapan kami adalah buku-buku ini dapat memperkaya koleksi perpustakaan RPTRA Kedoya Utara sekaligus memperkaya pengetahuan dan wawasan anak-anak RPTRA ini. Ada pula beberapa permainan puzzle yang edukatif kami serahkan bersama buku-buku tersebut.


Cornelia selaku perwakilan kelompok lah yang menyerahkan buku-buku tersebut secara simbolis kepada penanggung jawab RPTRA. Lalu kami juga berfoto bareng dengan ibu penanggung jawab RPTRA.


Sekian rangkaian acara kami pada kegiatan kemanusiaan kami semester ini. Terima kasih banyak karena pihak RPTRA telah bersedia menerima kami semua dan kami juga mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Semoga apa yang telah kami lakukan dapat bermanfaat bagi RPTRA Kedoya Utara dan semua individu yang tergabung dalam rangkaian acara kami. Dan semoga RPTRA Kedoya Utara terus sukses dalam kegiatan-kegiatan lain di masa depan.

Akhir kata, kami juga berterima kasih kepada pembaca blog ini karena telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca laporan kegiatan kami.

Sampai jumpa!


Senin, 17 April 2017

Kegiatan 3, Menonton Film

Halo lagi!

Sekarang saya akan mulai menceritakan tentang kegiatan ketiga kami. Pada kegiatan ini kami mendownload sebuah film bertemakan "Nasionalisme" untuk ditonton oleh anak-anak. Tema ini dipilih karena kami menyeseuaikan dengan tema mingguan RPTRA serta permintaan pengurus RPTRA. Berikut ini filmnya.


Awalnya kami berniat melaksanakan kegiatan pada hari Senin tanggal 3 April 2017. Namun, karena hari itu hujan deras, kami tidak bisa melaksanakan kegiatan kami, sehingga kegiatan ini terpaksa kami undur pelaksanaannya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan kegiatan ini pada hari Sabtu tanggal 8 April 2017.

Begitu kami sampai, kami langsung menghubungi perpustakaan RPTRA dan meminjam layar serta proyektor untuk menonton. Saat anak-anak menyadari bahwa kami sedang memasang layar, mereka semua langsung senang dan memanggil teman-temannya untuk menonton film di perpustakaan.





Film ini bercerita tentang karakter utama yang ingin menjadi pahlawan seperti pahlawan-pahlawan pada jaman kemerdekaan. Namun, karena pengertiannya akan pahlawan yang salah, ia justru menyakiti temannya. Dari film ini, kami ingin anak-anak untuk mengerti bahwa menjadi seorang pahlawan bagi bangsa dan negara bukan hanya dengan melawan penjajah atau ancaman fisik saja. Terutama, di jaman yang kompetitif ini, kami ingin menekankan bahwa semua orang bisa menjadi pahlawan dengan cara berprestasi dan mengharumkan nama bangsa, Sehingga, kami berpesan bahwa untuk menjadi pahlawan, anak-anak bisa mewujudkannya dengan cara belajar dengan giat dan rajin membaca untuk memperluas wawasan mereka dan sebagai bekal mereka di masa depan.

Setelah pemutaran film selesai, kami menyampaikan pesan di atas. Setelah itu, kami juga menanyakan apakah anak-anak ingin melakukan hal yang lain. Lalu, atas permintaan, kami membacakan sebuah buku cerita untuk anak-anak. Buku cerita itu memang sederhana, mengenai pakaian, namun dari situ kami bisa tahu bahwa minat baca anak-anak sudah mulai tumbuh.


                                   

Demikian kegiatan ketiga kami. Sampai jumpa!

Sabtu, 01 April 2017

Kegiatan 2, Games dan Sanggar Tari

Halo lagi! Kali ini saya akan menceritakan tentang kegiatan kedua kami.

Kegiatan kedua kami ini dilaksanakan pada Senin 27 Maret 2017 pada pukul 15.00 WIB. Saat kami datang, RPTRA penuh dengan anak-anak yang sudah pulang sekolah dan ingin bermain. Namun, kenapa banyak anak perempuan yang membawa selendang ya?




Ooh ternyata hari itu akan ada sanggar tari yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pada pukul 4 sore. Katanya sih tari yang akan diajarkan adalah tari tradisional Betawi. Wah, menarik ya! Jadi, karena ada sanggar tari tersebut, ibu penanggung jawab RPTRA ini meminta kami untuk menemani anak-anak sambil menunggu sanggar tari dimulai dan ikut berpartisipasi dalam sanggar tari yang akan diadakan.

Selama menunggu kami melakukan kegiatan kami yaitu games ice breaker. Game yang kami pilih untuk kegiatan ini bernama 'Sepatu Kaca'. Permainan ini terbagi antara 2 kelompok dan keduanya berbaris. Cara bermainnya adalah setiap orang harus menghapal sepatu yang dipakai oleh orang yang berdiri di belakangnya, nanti sepatu mereka semua akan dikumpulkan dan diacak. Orang pertama harus berlari mencari sepatu orang yang berdiri di belakangnya, berkenalan, dan memakaikan sepatu tersebut, hal ini dilakukan secara estafet. Kelompok yang pertama selesai adalah pemenangnya. Dari game ini, kami ingin menanamkan nilai kerja sama kepada anak-anak yang berpartisipasi.

Wah, anak-anak ternyata sangat antusias! Ada 33 anak yang mau ikut bermain, banyak sekali! Kami sebelumnya sudah menyiapkan hadiah untuk partisipasi, namun kami tidak menyangka kalau akan ada sebanyak ini yang ikut. Kami sampai harus pergi ke toko dekat RPTRA untuk membeli lagi hadiah untuk dibagikan. Nah, kami membagi anak-anak menjadi 2 kelompok dan membantu mereka berbaris. Kami juga berkenalan sejenak dengan mereka. Lalu game pun dimulai. Anak-anak terlihat sangat senang memainkan permainan ini. Berikut adalah foto-fotonya.











Saat permainan Sepatu Kaca selesai, tadinya kami hendak mengajak anak-anak mengikuti permainan lain, namun ternyata instruktur tari dari Dinas Kebudayaan datang lebih awal sehingga kami tidak bisa melanjutkan permainan selanjutnya. Lain kali kita main permainan lain ya, adik-adik. Untuk sekarang, kami semua akan berpartisipasi dalam sanggar tari ini. Ternyata sanggar tari ini diadakan di semua RPTRA yang ada di Jakarta, katanya nanti penari-penari terbaik dari setiap RPTRA akan dipilih untuk dipentaskan secara kolosal. Wah, menarik ya!

Selain itu, kami sangat senang mendapatkan kesempatan mengikuti sanggar tari ini. Dewasa ini sudah sulit untuk menemukan upaya pelestarian budaya khas Indonesia. Kebudayaan dari luar negeri banyak yang sudah masuk dan malah lebih populer dibandingkan kebudayaan asli Indonesia. Hal ini cukup mengganggu kami dan kami ingin sekali membantu melestarikan budaya tradisional Indonesia, tapi hingga saat ini cukup sulit untuk menemukan kesempatan yang tepat. Jadi, sanggar tari ini adalah sempurna bagi kami untuk merasakan sendiri serta membantu melestarikan kebudayaan Indonesia.

Sebelum sanggar tari dimulai, kami meminta ijin kepada kedua instruktur tari yang telah datang untuk membagikan hadiah partisipasi untuk anak-anak. Setelah diberikan ijin, kami lalu mulai membagikan hadiah kepada anak-anak. Hadiah yang kami berikan memang tidak besar ataupun mahal, namun sepertinya anak-anak cukup senang. Lagipula, toh bukan hadiah yang ditunggu oleh mereka, mereka pun berpartisipasi dalam permainan untuk bersenang-senang. Dan selain hadiah yang kami berikan, mereka pun mendapatkan pelajaran moral untuk bekerja sama serta berkenalan dengan teman baru.




Kedua instruktur tari menyuruh kami semua untuk berbaris dan memulai kelas tari pada hari itu. Sebelum kami mulai belajar koreografi, pertama-tama kami disuruh untuk mengikuti pemanasan untuk menghindari cedera otot. Pemanasannya berupa senam aerobik yang seru dan dinamis. Lagu yang dipakai untuk mengiringi pun lucu dan enerjik. Nah, berikut ini adalah videonya.


Setelah pemanasan selesai barulah kami memulai belajar koreografi Tari Sirih Kuning, tari tradisional Betawi. Kami masih kesulitan untuk mengikuti gerakannya karena kami baru pertama kali mencobanya. Terlebih lagi, kami berada di barisan belakang sehingga agak sulit untuk melihat instruksi dari para instruktur tari. Namun, kegiatan ini tetap sangat menyenangkan bagi kami.






Begitulah kegiatan kami pada hari itu. Sekian post ini, tunggu kami di post selanjutnya ya. Sampai jumpa!

Jumat, 24 Maret 2017

Kegiatan 1, Festival Budaya RPTRA

Malam Semua!

Kemarin kami telah membahas tentang survey yang kami lakukan di RPTRA Kedoya Utara. Nah, kali ini, kami akan membahas tentang kegiatan pertama kami yang dilakukan pada Minggu, 19 Maret lalu. Kegiatan ini bisa dibilang sangat spesial karena bertepatan juga dengan hari jadi 6 RPTRA, diantaranya adalah RPTRA Kedoya Utara, yang kemarin kami survey.

Nah, mulai nih kami bercerita. Pada pukul 07.00 WIB kami tiba di RPTRA Meruya Selatan untuk menghadiri acara hari jadi 6 RPTRA. Kenapa di RPTRA Meruya Selatan padahal kami survey di RPTRA Kedoya Utara? Karena acara hari jadi ini diadakan di RPTRA Meruya Selatan, dan RPTRA Kedoya Utara menjadi salah satu RPTRA yang hari jadinya hari Minggu lalu. Kami datang ditugaskan menjadi penerima tamu dan untuk daftar ulang lomba - lomba yang diadakan saat itu. Lomba-lombanya antara lain ada peragaan busana nusantara, tari daerah, mewarnai, dan lainnya.

RPTRA Meruya Selatan

Suasana acara sebelum dimulai


Sesampainya kami di RPTRA, kami langsung menemui Ibu Baiduri dan meminta daftar-daftar yang dibutuhkan. Kami membagi jadi 3 kelompok karena banyaknya tugas yang diberikan hari itu. Kami yang awalnya diberikan hanya sebagai penerima tamu dan daftar ulang juga diberikan tugas sebagai juri dari peragaan busana dan juga mengawasi jalannya mewarnai. Kami membagi menjadi 3 kelompok, 4 orang di meja daftar ulang, 2 orang menjadi juri, dan 2 orang lagi mengawasi jalannya lomba mewarnai.

Acara dimulai pukul 09.00 WIB tepat, Naela, Gracia, Nabila dan Karin berada di meja penerima tamu dan daftar ulang lomba. Sedangkan Cornelia dan Yasmine menangani lomba mewarnai. Dan Adetassya dan Wendsney menjadi juri peragaan busana. Acara berjalan lancar, kami yang berada di meja tamu dan daftar ulang hampir kewalahan karena antusiasnya para pendaftar lomba yang sudah mencapai kuota namum tetap ingin mengikuti lomba. Acara ini seharusnya didatangi oleh Gubernur DKI dan Istrinya untuk mewakili ketua PKK, namun karena Pak Ahok sedang ambil cuti kampanye, jadi digantikan dengan Pak Sumarsono.

Penerima tamu dan daftar ulang
(Dari kanan ke kiri Naela - Karin -Nabila - Garcia)



Pak Sumarsono yang mendatangi acara ini

Suasana di meja tamu dan daftar ulang

Selanjutnya, kami akan membahas perlombaannya, karena banyak nya lomba, kami akan membahas salah satu lomba, yaitu peragaan busana. Peragaan busana yang dibantu dinilai oleh Cornelia dan Yasmin ini diikuti oleh 11 peserta dari berbagai RPTRA. Ohiya, para peserta yang mengikuti perlombaan ini adalah perwakilan dari beberapa RPTRA yang ada di sekitar Jakarta dan yang mengikuti perlombaan berkisaran dari umur 6-12 tahun. Karena kesibukan masing-masing anggota, kami jadi tidak sempat mengambil foto penjurian yang dilakukan oleh Cornelia dan Yasmin.

Lomba peragaan busana

Lanjut ke salah satu lomba yang ingin kami bahas, yaitu lomba mewarnai, yang dibantu diawasi oleh Adetassya dan Wendsney. Lomba ini diikuti oleh 40 peserta yang seharusnya diikuti hanya 35 peserta, karena antusias para peserta maka panitia akhirnya membuka slot nya kembali. Lomba mewarnai ini berlangsung dengan lancar, Adetassya dan Wendsney mengawasi jalannya perlombaan agar tidak ada yang curang. Di sini kami juga tidak sempat mengambil foto, jadi mohon maaf ya...

Acara berlangsung sampai pukul 14.00, acara berlangsung lancar, kami dibebas tugaskan setelah tugas kami selesai (tidak sampai pengumuman lomba).



Rabu, 22 Maret 2017

Survey Lokasi

Halo lagi!

Sekarang saya akan menceritakan tentang survey lokasi kegiatan kemanusiaan kami. Survey ini kami lakukan pada hari Senin 13 Maret 2017 yang lalu. Pada survey ini, kami mendatangi dua tempat. Yang pertama adalah RPTRA Kedoya Utara dan yang kedua adalah RPTRA Tanjung Duren.

Pertama-tama semua kelompok kami, kecuali Yasmine dan Nabila, berkumpul terlebih dahulu di kompleks BINUS Anggrek agar kami bisa berangkat ke RPTRA bersama-sama. Pada sekitar pukul 1 siang, kami semua bertemu di Kampus Anggrek dan langsung memesan transportasi taksi online untuk pergi ke lokasi. Yasmine dan Nabila menyusul langsung ke RPTRA karena memiliki urusan pada pagi harinya.

Nah, ini foto kami di dalam perjalanan

RPTRA yang pertama kami kunjungi adalah RPTRA Kedoya Utara. RPTRA ini terjaga dengan sangat baik, tempatnya bersih dan rapih. Saat kami datang ada beberapa anak-anak yang kelihatannya baru pulang sekolah bermain di sana. Nah, di bawah ini adalah foto-foto yang kami ambil dari RPTRA tersebut.



Bagaimana? Benar kan? RPTRAnya sangat terjaga dengan baik. Anak-anak pun dapat bermain dengan gembira. Begitu sampai, kami langsung mendatangi kantor RPTRA tersebut dan menyampaikan maksud kedatangan kami pada ibu pengurus RPTRA ini yaitu Ibu Baiduri. Beliau menerima kami dengan sangat baik dan ramah.

Beliau memberi tahu bahwa sudah ada kelompok lain yang datang ke RPTRA ini dan RPTRA Kedoya Utara ini bersyukur atas antusiasme mahasiswa BINUS dalam kegiatan volunteer yang dilakukan untuk RPTRA ini. Ada pula event yang beliau informasikan kepada kami di mana kami dapat membantu RPTRA ini. Event tersebut adalah festival budaya Indonesia untuk seluruh RPTRA Jakarta. Dalam festival tersebut, RPTRA Kedoya Utara mendapat tugas untuk membuat stand budaya yang bertemakan kebudayaan Jawa. RPTRA ini masih membutuhkan orang-orang untuk membantu mereka menjaga anak-anak yang berpartisipasi dan sekaligus untuk menjaga stand mereka.

Naela, Karin, dan Yasmine di ruang pengurus RPTRA

Cornelia saat berbicara dengan Ibu Baiduri
Kelompok kami berfoto dengan Ibu Baiduri
Nah, di atas itu adalah beberapa foto kami di RPTRA Kedoya Utara. Hmm tapi kalau diperhatikan sepertinya di foto terakhir anggota kelompoknya kurang satu ya? Kalau pembaca menyadari hal itu, wah maka mata Anda jeli sekali! Ya, memang kurang satu orang, yaitu Nabila. Itu karena Nabila yang mengambil foto dan pada akhirnya karena kami terburu-buru untuk mengunjungi RPTRA selanjutnya kami lupa bergantian mengambil foto dan akhirnya Nabila tidak ada di dalam foto.

Perjalanan kami berlanjut dan kami segera mendatangi RPTRA Tanjung Duren. RPTRA ini agak susah untuk dicari bila dibandingkan RPTRA Kedoya Utara. Kami baru kali ini datang ke kedua RPTRA, namun RPTRA Kedoya Utara lebih gampang ditemukan karena sudah terdaftar di Google Maps sehingga transportasi online kami lebih mudah mencapai lokasinya. Saat hendak pergi ke RPTRA Tanjung Duren kami sempat tersesat dan berjalan cukup jauh; kami harus bertanya arah jalan kepada para warga setempat untuk mencapai lokasinya.

RPTRA Tanjung Duren terletak di pinggir jalan yang tidak terlalu besar dan seperti kompleks perumahan. RPTRA ini lebih luas dan rindang daripada RPTRA sebelumnya. Fasilitas permainan untuk anak pun sepertinya lebih lengkap. Dan sama seperti RPTRA sebelumnya, RPTRA ini kondisinya terjaga dengan sangat baik.




Seperti di RPTRA sebelumnya, kami langsung mendatangi kantor pengurus RPTRA ini. Lagi-lagi, kami disambut dengan baik oleh ibu pengurus RPTRA Tanjung Duren ini.Sudah ada juga kelompok mahasiswa BINUS yang mendatangi RPTRA ini dan melakukan kegiatan kemanusiaan di sini. Kami lalu diberitahu tentang program-program yang ada di RPTRA ini dan tentang sekolah PAUD yang diadakan setiap pagi di RPTRA ini.

Adetassya, Karin, dan Yasmine di kantor pengurus RPTRA Tanjung Duren

Cornelia, Gracia, dan Naela di kantor pengurus RPTRA Tanjung Duren
Ibu pengurus RPTRA Tanjung Duren saat melihat proposal kami

Nah, di atas itu adalah beberapa foto dari saat kami mengunjungi RPTRA Tanjung Duren. Sayang sekali kami tidak sempat berfoto bersama dengan ibu pengurus RPTRA ini karena beliau saat itu memiliki urusan yang penting. Pada saat kami datang, ada beberapa oramg Pemda yang sedang melakukan kunjungan ke RPTRA tersebut. Sehingga, ibu pengurus RPTRA harus menemani para petugas dari Pemda tersebut.

Seusai survey kami ini, kami pulang dan lalu membicarakan mengenai RPTRA mana yang kami akan pilih untuk melakukan kegiatan kami. Diskusi itu kami melakukan melalui group chat kami di salah satu aplikasi komunikasi yang populer. Setelah mempertimbangkan kedua RPTRA, akhirnya kami sepakat untuk melakukan kegiatan kami di RPTRA yang pertama kami kunjungi, yaitu RPTRA Kedoya Utara. Kami memilih RPTRA ini karena lokasinya yang lebih mudah dicapai dan juga karena kami tertarik dengan festival yang diinformasikan kepada kami.

Sekian dulu post ini. Untuk selanjutnya, kami akan menceritakan tentang kegiatan kami selanjutnya, yaitu membantu RPTRA Kedoya Utara di festival kebudayaan Indonesia bagi RPTRA Jakarta.

Terima kasih sudah membaca! Sampai Jumpa!